Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keris Naga Baruna Karya Ki Eka Damar Yudistira dan Pencapaiannya Masa Kini

 KERIS NAGA BARUNA

Ini ada satu lagi keris masa kini yang pantas disebut sebagai keris garap. Baik konsep pragarap, maupun proses penggarapannya melalui pemikiran serius. Alhasil, tahun 2008 jadilah keris Naga Baruna luk lima, dengan gaya garap mengacu pada gaya akhir Singasari. Penggarap keris maupun kinatahnya adalah Ki Eka Damar Yudistira asli Surabaya.

Bahan yang dipakai keris ini, baik besinya, slorok bajanya maupun bahan pamornya dari remposan bahan-bahan lama. Menurut Ki Eka Damar, bahan bilahnya terdiri dari remposan 11 tombak Singasari yang methunya segede-gede jempol, sloroknya dari bendo (semacam arit kuno) temuan Sungai Brantas, ditambah dengan sedikit nikel modern. Bahan-bahan yang dipakai remposan itu terdiri dari tosan aji dari tangguh Kediri atau Singasari, dan awal Majapahit. Garap pun sesuai garap gaya Singasari, hanya saja tanpa kruwingan.

“Kalau pakai kruwingan, nanti dikiranya keris Bali. Pilih style Singasari akhir, awal Majapahit saja…,” ungkap Ki Eka Damar Yudistira yang mengaku menghabiskan biaya tak kurang dari Rp 53 juta untuk menggarap selama lima bulan keris ini. Kinatahnya, terdiri dari emas 70 persen, dicampur yang kadarnya 25 persen, kemudian dilapis lagi dengan emas murni 24 karat. Sebab, tidak mungkin membuat kinatah dengan emas murni 24 karat semata, kata Ki Eka Damar.

Keris Naga Baruna yang pertama kali menarik perhatian di Pameran “The Magical Keris” di Gedung Wismilak, Surabaya akhir Agustus 2015 lalu, lantaran kinatahnya meskipun baru, terkesan digarap dengan garap lama. Setidaknya dari tampilan kuning emasnya yang terkesan kuno.

“Saya terinspirasi Pataka Singasari yang sekarang ini disimpan di Amerika Serikat,” ungkap Ki Damar. Pusaka yang dimaksud adalah Pataka Naga Baruna (kanan atas) serta pataka lambang keadilan Naga Amawabhumi kerajaan Singasari (kanan bawah). Baik bentuk kepala naganya, maupun motif Burung Hong yang ada di bagian wadidangnya Ki Damar mengaku meniru motif pada kedua pataka tersebut.

Penasaran menantingnya? Silakan datang ke Surabaya, lantaran Ki Empu adalah empu asli Arek Surabaya. Dan sekali lagi, keris Naga Baruna ini menunjukkan bahwa keris masa kini bisa mempunyai daya tarik, tanpa memalsu diri si keris menjadi keris seolah lama, atau dikuno-kunokan…..

(Ganjawulung Pakbo)