Dengan Keris Presiden Jokowi Jadi Pendekar Utama Pencak Silat 2016
Pada Kejuaraan Pencak Silat Dunia yang ke-17 atau Kejuaraan Pencak Silat for The World: The 17 th World Championship and Festival yang berlangsung selama 6 hari dari tanggal 3-8 Desember 2016, khususnya pada saat Penutupan Acara tersebut ada sebuah momen bersejarah yang terjadi pada hari kamis siang tanggal 8 Desember 2016 berlokasi di Gelanggang Olahraga ( GOR ) Lila Bhuana Denpasar Bali.
Momen bersejarah tersebut adalah dimana Prabowo Subianto selaku Presiden Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa ( PERSILAT ) serta Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesi ( IPSI ) melantik dan mewakili IPSI memberikan Gelar Kehormatan kepada Bapak Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dengan gelar sebagai ” Pendekar Utama Pencak Silat ” atau ” The Great Warrior of Pencak Silat ” , dimana gelar kehormatan tersebut adalah Pangkat Tertinggi didalam dunia pencak silat yang diberikan atas sumbangsih Presiden Jokowi terhadap pembinaan dan pengembangan pencak silat di Indonesia.
Adapun prosesi pengukuhan gelar tesebut dimulai serta diawali dengan simbolisasi penggunaan kain ikat kepala Udeng Bali, lalu penyerahan Keris bersarung emas sebagai tanda amanah serta simbol pengangkatan menjadi Pendekar Utama Pencak Silat, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan Sertifikat Pengukuhan.
Melihat dan berkaca dimana sebuah KERIS dapat dan telah dijadikan sebagai sebuah bentuk simbolis pengukuhan, serta termuat sebuah nilai filosofi dan amanah maka pada akhirnya mendapat berbagai macam respone tanggapan dari masyarakat umum diantaranya oleh Unggul Sudrajat yang berasal dari kalangan Pecinta Keris dan Tosan Aji, berkata :
” (Bagi saya penggemar tosan aji, penggunaan keris sebagai tanda jabatan merupakan sesuatu yg mengejutkan. Belum banyak tokoh atau lembaga baik pemerintahan maupun swasta yg melakukan hal ini. Bila ini rutin dilakukan, sungguh keren sekali!. Sebagai tanda jabatan, ada amanah yang disimbolkan dengan keris, yg diberikan kepada penerima amanah. Penerimaan tersebut menjadikan penerimanya harus memegang teguh janji dan ikrar yg sudah diucapkan.
Secara tersirat, apa yg sudah dilakukan Pak Prabowo menunjukkan bahwa ada amanah untuk memajukan kebudayaan Indonesia, khususnya pencak silat. Memajukan kebudayaan adl amanat konstitusi dan juga menunaikan semangat Trisakti Bung Karno. Tidak hanya Pencak Silat saja, namun semua warisan budaya Indonesia. Dalam konteks keris misalnya, upaya pengukuhan gelar/ tanda jabatan melalui keris sudah selayaknya disosialisasikan dan diterapkan (terutama bagi daerah yg memiliki tradisi keris/tosan aji). Bisa dilakukan dalam dunia pemerintahan, swasta, pendidikan, dan semua lini yg ada. Melalui upaya baik tersebut, keris baik sebagai benda maupun nilai tak bendanya akan terus hidup dan lestari. Menyitir slogan khas Pak Prabowo, “Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Kalau bukan kita, siapa lagi?”.
Bravo Pencak Silat, Bravo Tosan Aji Indonesia. )”